NAMA : YUDI HANDOKO
KELAS : 3EA04
NPM :17211622
PENALARAN
1.1 Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
1.2 Proporsisi
Proposisi adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Rumus ketentuannya :
Q + S + K + P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
- Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
- Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
- Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
Kalimat Proposisi adalah suatu kalimat (sentence) yang memiliki nilai kebenaran (truth value) benar (true), dengan notasi T atau dalam sirkuit digital disimbolkan dengan 1, atau nilai kebenaran salah (false) dengan notasi F atau 0 tetapi tidak kedua-duanya. Nama lain proposisi: kalimat deklaratif.
Jenis-jenis proposisi, yaitu :
1. Bentuk, dibagi menjadi 2, yaitu :
A) Tunggal : kalimat yang terdiri dari 1 subjek dan 1 predikat
contoh : Habibie terjatuh
Richard pergi
B) Majemuk : Kalimat Proporsisi yang terdiri dari 1 subjek dan lebih dari 1 predikat
contoh : Doni menaiki tangga dan membaca Koran
Rian memasak di dapur dan menyuapi anaknya
2. Sifat, dibagi menjadi 3, yaitu :
A) Kategorial : proporsisi hubungan antara subjek dan predikatnya tidak ada syarat apapun
contoh : semua bangku di kelas 3ka02 berwarna hitam
B) Kondisional : proporsisi yang hubungannya subjek dan predikat membutuhkan persyaratan tertentu. Biasanya diawali :jika, apabila, walaupun, seandainya
contoh : jika susi wanita maka akan menikah dengan rudi
kondisional dibagi menjadi 2, yaitu :
o Hipotesis . Contoh : Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar
o Disjungtif yaitu memiliki 2 predikat dan predikatnya alternatif.
contoh : Wanita itu sudah menikah apa belum
3. Kualitas, yang terdiri dari :
1) Afirmatif (+) : proporsisi dimana predikatnya membenarkan subjek
contoh : Semua kucing pasti mempunyai ekor
2) Negatif (-) : proporsisi dimana predikatnya menolak subjek
contoh : Tidak ada kucing yang tidak memiliki ekor
4. Kuantitas, Proporsisi Universal : proporsisi yang predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya
contoh : Tidak ada satupun mahasiswa yang tidak memiliki NPM
1.3 Inferensi dan Implikasi
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
Implikasi artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.
1.4 Wujud Evidensi
Wujud Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
1.5 Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara- cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
1.6 Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.7 Cara Menilai Otomatis
Seiring perkembangan teknologi informasi dan komputer, dunia pendidikan mengalami perubahan sistem pengajaran yang cukup signifikan. Beberapa institusi pendidikan mulai mengembangkan sistem e- learning pada proses pengajarannya. Dalam konsep e-learning, pelaksanaan ujian dapat dilakukan, mulai dari menjawab soal ujian hingga proses penilaian Selama ini kebanyakan proses ujian esai dan penilaiannya dilaksanakan secara manual yaitu dengan membaca esai satu per satu. Para pengajar perlu menghabiskan banyak waktu untuk menilai jawaban ujian siswa mereka. Semakin banyak jumlah ujian yang dikoreksi, kualitas penilaian yang diberikan semakin menurun. Dengan memanfaatkan metode untuk pencocokan string pada teks, dapat dikembangkan untuk merancang aplikasi penilaian otomatis pada jawaban ujian berbentuk esai.
Algoritma Rabin Karp adalah salah satu algoritma pencocokan string yang dapat digunakan untuk mengukur kemiripan teks. Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem penilaian otomatis pada jawaban ujian berbentuk esai menggunakan metode rabin karp sehingga dapat digunakan untuk membantu kinerja dosen dalam melakukan penilaian. Untuk meningkatkan kerja algoritma rabin karp maka sebelumnya dilakukan preprocessing terhadap dokumen teks yang akan diproses.
Dari ujicoba yang dilakukan, algoritma rabin karp mampu mengukur kemiripan teks sehingga dapat menjadi acuan dalam proses penilaian, ini dibuktikan dengan nilai hasil penilaian program (program rate) sangat mendekati dengan nilai hasil penilaian manusia (human rate) . Preprocessing terbukti dapat meningkatkan kinerja algoritma rabin karp meskipun waktu prosesnya menjadi lebih lama.
SOAL
1. Penalaran adalah…
A. Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian (BENAR)
B. Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
C. Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah pengertian
D. Semua jawaban salah
2. Yang termasuk jenis-jenis proposisi ialah...
A. Sifat (BENAR)
B. Lancar
C Induksi
D. Gerak
3. Rumus ketentuan proporsisi ialah…
A. S + P + O + K
B. Q + S + K + O
C. Q + S + K + P (BENAR)
D. Q + S + K
4. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut ialah...
A. Koherensi
B. Konsistensi
C. Observasi (BENAR)
D. Institusi
5. Observasi, Kesaksian, Autoritas adalah cara menguji dalam bentuk…
A. Data
B. Autoritas
C. Evidensi
D. Fakta (BENAR)
No comments:
Post a Comment