Wednesday, March 26, 2014

PENALARAN

NAMA  : YUDI HANDOKO
KELAS  : 3EA04
NPM      :17211622

PENALARAN
1.1  Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
1.2  Proporsisi 

   Proposisi adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.

       Rumus ketentuannya :

Q +  S  +  K  +  P 

Keterangan :

Q : Pembilang / Jumlah

     (ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)

Q  boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah    jelas berapa jumlahnya :

       -    Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
       -    Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
       -   Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
       S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang   dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).

: Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).

       Kalimat Proposisi
Kalimat Proposisi adalah suatu kalimat (sentence) yang memiliki nilai kebenaran (truth value) benar (true), dengan notasi T atau dalam sirkuit digital disimbolkan dengan 1, atau nilai kebenaran salah (false) dengan notasi F atau 0 tetapi tidak kedua-duanya. Nama lain proposisi: kalimat deklaratif. 

       Jenis-jenis proposisi, yaitu :
1. Bentuk, dibagi menjadi 2, yaitu :

       A)  Tunggal : kalimat yang terdiri dari 1 subjek dan 1 predikat
              contoh : Habibie terjatuh
                            Richard pergi

       B)  Majemuk : Kalimat Proporsisi yang terdiri dari 1 subjek dan lebih                                                                       dari 1 predikat
            contoh : Doni menaiki tangga dan membaca Koran
                          Rian memasak di dapur dan menyuapi anaknya


2.   Sifat, dibagi menjadi 3, yaitu :
   A)  Kategorial : proporsisi hubungan antara subjek dan predikatnya                                           tidak ada syarat apapun
         contoh : semua bangku di kelas 3ka02 berwarna hitam

   B)   Kondisional : proporsisi yang hubungannya subjek dan predikat                                                 membutuhkan persyaratan tertentu. Biasanya diawali :jika,                                       apabila, walaupun, seandainya
        contoh : jika susi wanita maka akan menikah dengan rudi
        kondisional dibagi menjadi 2, yaitu :

o   Hipotesis . Contoh : Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar
o   Disjungtif yaitu memiliki 2 predikat dan predikatnya alternatif.
    contoh : Wanita itu sudah menikah apa belum


3.      Kualitas, yang terdiri dari :
1)      Afirmatif (+) : proporsisi dimana predikatnya membenarkan subjek
contoh : Semua kucing pasti mempunyai ekor

2)       Negatif (-) : proporsisi dimana predikatnya menolak subjek
contoh : Tidak ada kucing yang tidak memiliki ekor

4.      Kuantitas, Proporsisi Universal : proporsisi yang predikatnya mendukung   atau mengingkari subjeknya
      contoh : Tidak ada satupun mahasiswa yang tidak memiliki NPM

1.3 Inferensi dan Implikasi
                        Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi                  dari  fakta  yang  diketahui.  Inferensi  adalah  konklusi  logis  atau                         implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,             proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference         engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base                     telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup        akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.

                        Implikasi artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks         bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang            akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
            Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih       mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks           tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia             baku.


1.4 Wujud Evidensi

                        Wujud Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua                kesaksian,        semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk    membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi    tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau      penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data   atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan         keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.

1.5 Cara Menguji Data
                  Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus              merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-           cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap               digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat             digunakan untuk pengujian tersebut.
                  1.    Observasi
                  2.    Kesaksian
                  3.    Autoritas

1.6 Cara Menguji Fakta
                  Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh     itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut            baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan         bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis     harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut         dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan             diambil.

1.7 Cara Menilai Otomatis

                        Seiring perkembangan teknologi informasi dan komputer, dunia      pendidikan mengalami perubahan sistem pengajaran yang cukup            signifikan. Beberapa institusi pendidikan mulai mengembangkan sistem e-            learning pada proses pengajarannya. Dalam konsep e-learning,         pelaksanaan ujian dapat dilakukan, mulai dari menjawab soal ujian hingga         proses penilaian Selama ini kebanyakan proses ujian esai dan penilaiannya             dilaksanakan secara manual yaitu dengan membaca esai satu per satu. Para             pengajar perlu menghabiskan banyak waktu untuk menilai jawaban ujian    siswa mereka. Semakin banyak jumlah ujian yang dikoreksi, kualitas       penilaian yang diberikan semakin menurun. Dengan memanfaatkan             metode untuk pencocokan string pada teks, dapat dikembangkan untuk     merancang aplikasi penilaian otomatis pada jawaban ujian berbentuk esai.
            Algoritma Rabin Karp adalah salah satu algoritma pencocokan string yang dapat digunakan untuk mengukur kemiripan teks. Skripsi ini bertujuan   untuk merancang dan membangun sistem penilaian otomatis pada jawaban             ujian berbentuk esai menggunakan metode rabin karp sehingga dapat          digunakan untuk membantu kinerja dosen dalam melakukan penilaian.      Untuk meningkatkan kerja algoritma rabin karp maka sebelumnya             dilakukan preprocessing terhadap dokumen teks yang akan diproses.
            Dari ujicoba yang dilakukan, algoritma rabin karp mampu    mengukur kemiripan teks sehingga dapat menjadi acuan dalam proses     penilaian, ini dibuktikan dengan nilai hasil penilaian program (program        rate) sangat mendekati dengan nilai hasil penilaian manusia (human rate) .          Preprocessing terbukti dapat meningkatkan kinerja algoritma rabin karp    meskipun waktu prosesnya menjadi lebih lama.


SOAL
1.      Penalaran adalah…
A.   Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan             empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian (BENAR)
B.  Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan  sejumlah konsep
C.   Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan             empirik) yang         menghasilkan  sejumlah pengertian
D.  Semua jawaban salah

2.   Yang termasuk jenis-jenis proposisi ialah...
A. Sifat    (BENAR)
B. Lancar
C Induksi
D. Gerak

3.   Rumus ketentuan proporsisi ialah…

A. S + P + O + K
B. Q + S + K + O
C.  Q +  S  +  K  +  P        (BENAR)
D. Q + S + K

 4.   Beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut ialah...

A. Koherensi
B. Konsistensi
C. Observasi        (BENAR)
D. Institusi

5.    Observasi, Kesaksian, Autoritas adalah cara menguji dalam bentuk…

A.             Data
B.             Autoritas
C.             Evidensi
D.             Fakta   (BENAR)

No comments:

Post a Comment